*_*

Dory Cah Oseng^_^Seseorang akan lebih berarti dalam hidupmu bila ia tidak hanya memberikan kasih sayang tapi juga kekuatan mengubahmu menjadi baik.^_^ _The Sunrise Of Java_

Selasa, 08 Januari 2013

Seting kurva pengapian dari laptop itu menyenangkan*_*


Kali ini kami ingin berbagi pengalaman tentang kegunaan cdi yang dapat diatur derajat pengapian nya sesuai keinginan kita. Emangnya apa sih keuntungan pengapian yang tepat itu, kok sampai kita ribet-ribet mengejar detail hehehhe ?
PROGRAMING CDI BY LAPTOP

Pertama adalah Meningkatkan tenaga, penyalaan busi yang tepat pada waktunya tentu akan menghasilkan ledakan yang besar pula, bukankah kita sangat suka dengan hal yang dapat meningkatkan tenaga ? Hehehe… Kedua, Efisiensi thermal meningkat bisa membuat konsumsi bahan-bakar lebih irit, ini bagi yang suka modif mesin tapi ga pengen boros bbm bisa jadi solusi. Ketiga, yang terpenting dalam engine tuning adalah dengan program pengapian kita bisa mengisi celah kekosongan dari mesin kita, seumpama mesin balap / korek harian kita sangat bertenaga di rpm atas, namun lemah di rpm bawah – maka akselerasi rpm bisa kita tingkatkan dengan pengapian yang dimajukan pada rpm yang dibutuhkan tersebut. Atau saat keluar tikungan begitu gas dibuka , mesin kurang cepat , maka pengapian di rpm kisaran itu kita naikkan :) Asyik kan?
Benar , banyak cdi yang bisa di program , tidak dari laptop pun bisa , namun kenapa kami menyarankan memakai laptop? Karena ke depan kita akan berhadapan dengan mesin injeksi kawan, dimana setting bahan-bakar, titik pengapian melalui Piggyback (makanan apaan ni.. hahaha) ataupun ECU harus dilakukan via laptop. Pernah servis di dealer besar macam Yamaha kan, kalau lagi servis harian Mio J, Yamaha Jupiter z1 , pake laptop semua, pada keliatan bersih gak bongkar-bongkar karburator buat set spuyer, dari laptop langsung report semua yang dikeluhkan mesin. Hmmm… mantap ya?!

Setting awal kurva Rextor PCDI

Setting awal kurva Kawahara PCDI
Tapi CDI programable kan mahal …?? Belum laptop nya… ?? Cdi programable by Laptop buatan dalam negri sekarang makin terjangkau kok, REXTOR cdi maupun yang lagi trend sekarang KAWAHARA cdi adalah contohnya. Dan kita juga pakai dalam mesin balap maupun korek harian kita. Kalau masalah laptop nya, minjem juga bisa :D hahaha*_* ketawa terus sinyo ini*_*… gratis!
Bagaimana men-setting kurva nya ?
Kurva adalah garis yang terbentuk dari titik-titik sudut derajat pengapian sesuai rentang rpm mesin, nah karena kita yang memetakan grafik itulah maka disebut programing/mapping. Pertama yang kita tentukan adalah Limiter putaran mesin, jangan terlalu nafsu. Jika mesin standard adalah bijak jika kita hanya menaikkan maksimum 15% dari cdi standard. Pada mesin balap, kita harus menghitung dahulu kemampuan stroke dan piston yang kita pakai optimum di rpm berapa. Taruhlah jupiter z roadrace, mp3, misal mampu bermain hingga limitasi 14,750 rpm, sedangkan mesin drag jupiter z bore up kelas 200cc, di limitasi hanya di 12.500 rpm. Ada perhitungannya , diatas itu kemungkinan mesin jebol semakin besar pula sebagaimana kita meng-aplikasi cdi asal pokoknya ga ada limiter eh trus make motornya gas asal mentok… :) Bayangkan puncak tenaga kita di 8,000 rpm, lantas untuk apa kita melimitasi rpm di 12.ooo… :)Limiter adalah membatasi kinerja mesin supaya lebih aman / lebih awet, bukan untuk mencari kecepatan. Ketemu awet dulu, baru bisa diseting hingga kencang, kalau ketemu jebol dulu- bagaimana mau kencang? Hehehe *_* ketawa terus sinyo ini*_*
Hasil menggambar di Kawahara PCDI

Kurva jupiter drag 130cc juara via REXTOR PRODRAG PCDI
Sedangkan dalam mapping, kita tentukan dahulu kurva tertinggi , misal pada RPM 9500, kita set di 36 derajat, jika di cdi rextor maka titik-titik di rpm lainnya akan mengikuti sehingga membentuk segitiga sama kaki. Gampang banget seting cdi rextor kalau menurut saya, kita cuma atur sekitar 4 titik udah jadi map nya ( puncak tertinggi, pada rpm limiter, pada awal start, akhir efisien titik kerja) dan bisa langsung gas dan seting. Cuma untuk pemula mungkin agak pusing jika lihat tabelnya, karena kita harus isi setiap 250 rpm. Sementara kawahara lebih enak , step rpm nya per 500, jadi lebih ringkas. Kalau detil titik pengapiannya rextor bisa hingga se-per seribu derajat, sedangkan kawahara se-per seratus, alias detail hingga 2 digit di belakang koma. Misalnya nih, rextor bisa di input 35,999 derajat, sedangkan kawahara 35,99 derajat.
Interface rextor memang terlihat rumit tapi memang lebih canggih. Sementara kawahara lebih simple, namun tidak mengurangi efektifitas kinerjanya. Sama-sama bisa melakukan click and drag programming, alias cuma geser-geser titik di peta. Ataupun dengan mengisi tabel secara rinci. Mana yang bikin lebih kencang ? BUkan cdi nya yang berbicara, tapi orang di balik laptop yang memprogramnya :)
Lebih enak bila , motor kita tersedia Tachometer, alias alat pemantau RPM. Sehingga setelah kita mapping kita coba jalan, kita bisa tahu untuk rpm mesin mana yang kurang sesuai karakter kita. Karena kita tentunya bisa menggambar kurva yang lembut, maupun kurva yang kasar terserah kita sesuai karakter masing-masing. Mengasah feeling , alias indera perasa memang harus dilakukan oleh kebiasaan, latihan berulang kali. Serunya cdi programable kita bisa menyimpan beberapa kurva, misal kurva 1 untuk tujuan irit BBM, kurva 2 untuk stop n go, kurva 3 untuk trek panjang/turing. Lho bisa ya diatur dari pengapian? Hehehe… Penasaran?
jangan lupa comentnya ia...!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar